Kamis, 27 November 2008
temand,ketahuilah.....
sebagai contoh:Nabi takkan sanggup melumpuhkan kegigihan Abu Jahal,namun di saat seperti itu sikap Nabi terhadap Abu Jahal lah yang patut dijadikan teladan... sungguh yang Alloh lihat itu bukanlah hasil yang kita peroleh,namun usaha yang kita perbuat yang hanya kita tunjukkan untuk memperoleh ridloNya...
so,,,la tahzan if apa yang kita perbuat hanya untuk memperoleh ridloNya
doa yuk...
sebuah sinar dalam setiap penglihatan,sebuah jawaban untuk setiap persoalan,dan sebuah kekuatan dalam setiap kelemahan
orang alim itu....
HR Abu Dawud dan Tarmizi
pesan
ukhwah
ini sekedar catatan kecil dari orang yang menenangkan kebaikan untuk kita semua.
petik hikmahnya:
1. yang singkat itu waktu
2. yang dekat itu mati
3. yang besar itu nafsu
4. yang berat itu amanah
5. yang sulit itu ikhlas
6 yang mudah itu berbuat dosa
7. tetapi yang terindah itu jika kita mau dan bisa saling memaafkan
doaku...
jagalah sahabatku ini di kala penjagaanku tak sampai padanya...
sayangi ia kala sayangku tak mampu merangkuhnya dalam dekapan nyata...
muliakan ia kala penghargaanku tak terangkum dalam kata yang sahaja...
karena engkau punya segala yang tak kupunya dan karena aku ingin dia selalu menjadi sahabat aku di dunia dan mengharap bertemu dengannya di surga...
amin
Rabu, 26 November 2008
wanita itchyu. . . .
Alloh SWT menjawab,"Ada banyak KEISTIMEWAAN yang dimiliki oleh ciptaanKu ini..........
Dibalik kelembutanya,dia memiliki kekuatan yang begitu dahsyat.......
Tuturkatanya merupakan kebenaran
Senyumannya adalah semangat bagi orang yang dicintainya
pelukan dan ciumannya bisa memberi kehangatan bagi anak-anaknya
Dia tersenyum bila melihat temannya tertawa
Dia menangis bila melihat kesengsaraan temanya
Dia mampu tersenyum dibalik kesedihanya
Dia sangat gembira melihat kelahiran
Dia begitu sedih melihat kematian
Tetesan air matanya bisa membuat perdamaian
Lalu malaikat berkata "Sebegitu istimewakah perempuan ya Alloh!!"
Alloh menjawab"YA."
Tapi dia sering lupa satu hal,
"apa itu ya ALLoh?"
"bahwa betapa berharganya dia."
the un perfect loph
Membentur batas – batas
Mencipta bias – bias
Lepas
Cinta yang tak sempurna
Terlukis samar – samar
Terbujur memar – memar
Hambar
Cinta yang tak sempurna
Terucap sembunyi – sembunyi
Tersekat sepi – sepi
Sunyi
Cinta yang tak sempurna
Mati dalam hati
Hidup dalam kenangan
Tak boleh ada penyesalan
mu up - mu up
laa ilaahailallahhu Allahu akbar...
Lembayung senja mengantarkan kata - kata ini ke sepenjuru semesta. Menghias alam hingga memancar kecantikanya yang meluruhkan setiap hamba dalam sujud panjang. Seperti jurang yang tak pernah terlihat dasarnya. Atau seperti ombak yang tidak pernah berhenti menyapa pantai. Menggetarkan hati setiap hamba yang telah menemukan cintanya setelah dicari selama berbulan - bulan lamanya. Menemukan cintanya yang baru. Bukan. Bukan cinta yang baru. Tapi cinta yang lebih terang. Cinta yang membuat dirinya tak mampu berkata - kata. Bahkan airmata pun tak mampu menggambarkan kebahagiaan yang dialaminya.
Inilah bulan syawal menjelang. Dentang kemenangan bagi orang - orang yang berjuang selama bulan ramadhan. Hari dimana fajar menyemburat dengan jernih. Awan - awan bergelayut manja dilangit yang bersih. Angin - angin berdesir membawa pesan surga. Bahwa nun tersembunyi disana, ada tempat yang tak pernah terbersit dari hati manusia. Tak pernah terlintas dalam pikiran manusia. Tak pernah tertandingi harumnya oleh wewangian dunia. Tak pernah terbayang kenikmatnya sedikitpun dalam rasa manusia. Inilah tempat dimana bidadari bermata jeli telah menanti. Menjadi teman setia saat mereguk kenikmatan istirahat yang sangat panjang. Bercanda didekat telaga raihan. Diiringi kicau merdu burung - burung surga.
Inilah idul fitri. Saat dunia dihiasi jiwa - jiwa yang bersih. Jiwa - jiwa yang telah mengalami penyucian. Wajah - wajahnya menerangi sekitarnya bak mutiara - mutiara yang berkilauan. Senyumnya menawan hati siapapun yang memandangnya. Langkahnya di puja bumi, di puji langit, dinanti bidadari..
Dan Hanya dengan satu kata ajaib. Maaf. Serta secangkir ketulusan. Bunga - bunga kasih sayang bermekaran dimana - mana. Kerabat yang jauh mendekat. Dendam remuk redam. Yang terputus, kini tersambung. Yang tersumbat, kini terbuka. Yang kusut kini terurai. Tangan - tangan bersalaman. Senyuman tersemai.
Dan hanya tersisa damai....
Taqaballahu minna waminkum. Taqabbal yaa kariim. kullu aam wa antum bi khoir. Minal aidzin wal fa aidzin. Mohon Maaf lahir dan batin. Nyuwun ngapunten upami wonten kalepatan....
Mengeja kesederhanaan dan menjaga kebersamaan
Kesederhanaan adalah sikap untuk menempatkan diri sesuai pada tempatnya. Berpikir dan bertindak sesuai dengan kebutuhanya. Kesederhanaan bukan menyerah pada keadaan tetapi juga bukan mengada – ada hingga kita terjerumus pada keputusasaan. Kesederhanaan adalah bersikap adil. Menempatkan sesuatu pada tempatnya. Menghidupkan ajaran kesederhanaan berarti menegakkan keadilan.
Lihatlah bagaimana Rasulullah SAW menjalani kehidupanya sebagai raja dari wilayah islam yang begitu luas dan menutup kehidupanya hanya dengan menyisakan beberapa dirham saja. Sebuah grup nasyid merekam kehidupanya dalam syairnya:
Pernahkah engkau renungkan tentang
Hidup rasulullah sang junjungan
Rela hidup dalam kesederhanaan
Pertahankan kehormatan
Lewati malam – malam yang kelam
Dalam keadaan lapar
Bersama segenap keluarganya
Tak dapatkan satupun makanan
Bahkan tak pernah menikmatinya
Dari atas meja
Tidur beralaskan tikar kasar
Terbuat dari kulit rerumputan
Hingga membekas pada punggungnya
Tak pernah kenyang didalam hidupnya
Bahkan pernah tiga purnama
Tiada api menyala dirumahnya
................................................
(Suara Persaudaraan, zuhud I)
Ramadhan menyegarkan kembali ingatan hati dan pikiran kita akan sebuah nilai luhur bernama kesederhaan. Saat kesederhanaan dihidupkan kembali lewat ajaran langit untuk menahan diri dari hawa nafsu sepanjang hari. Menahan lapar dan dahaga ditengah harinya. Menegakkan shalat tharawih dimalam harinya. Menelusuri perasaan sebagian dari kita yang hari – harinya dijalani dengan perut lapar dan haus karena fakir. Meringankan hati kita untuk memberi dan berbagi kasih dan sayang. Menghadapkan diri kita sebagai hamba yang sama dihadapan penguasa semesta.
Sebagai sebuah negara, kebersamaan kita telah memasuki usia yang ke 63 sejak 17 Agustus yang lalu. Berusia 63 tahun juga jika menggunakan penanggalan islam karena kita baru saja melewati ramadhan, bulan dimana proklamasi kemerdekaan dikumandangkan.
Kebersamaan kita, telah melewati berbagai ujian mulai dari agresi militer, rongrongan kedaulatan, rezim otoritarianisme hingga tempaan krisis ekonomi yang melahirkan berbagai kerusuhan di ibukota maupun didaerah.
Kita tidak akan pernah menyesali reformasi yang telah membuka berbagai sumbatan untuk menjadi bangsa yang besar. Kita tidak akan pernah menyesali keruntuhan rezim orde baru yang memasung energi kreatif kita. Yang akan kita sesali adalah saat reformasi menjadikan kita lupa diri dan lupa sesama. Lupa akan ajaran kesederhanaan yang menghadirkan sikap toleransi, saling menghormati, ramah dan penuh welas asih. Kesederhanaan yang melahirkan solidaritas kita sebagai anak bangsa.
Nilai kesederhanaan kini banyak yang telah pergi dari tengah – tengah kita. Dan kelak jika ia kembali pulang, maka ia menjelma bak oase ditengah gurun sahara. Kan menjadi penyejuk ditengah kegersangan atas kebersamaan yang telah kita jalin dan kita pintal sekian lama. Saat kekayaan dan kemiskinan berada pada dua sisi yang saling berjauhan. Saat empati terselimuti kabut – kabut keegoan diri.
Kita membutuhkan kesederhanaan sebagai jembatan yang menghubungan antara si kaya dan si miskin. Antara pejabat dan rakyat biasa. Antara orang pintar dan orang bodoh.
Harus ada upaya untuk terus mengeja kesederhanaan dalam keseharian kita. Memastikan bahwa kepekaan kita tidak tumpul dan berkarat. Setiap kita. Tak peduli apakah kita seorang pejabat atau rakyat biasa. Tak peduli saat ini kita kaya atau miskin. Tak peduli kita sedang mewakili atau sedang diwakili diparlemen.
Mengeja kesederhanaan adalah keharusan bagi setiap orang. Bagi yang saat ini berada dalam kejayaan, kesederhanaan akan menjadi pengingat dirinya untuk tidak semena – mena dan menginjak – injak yang ada dibawahnya. Bagi yang saat ini berada dibawah, kesederhanaan diperlukan untuk menghidupkan harapan dan tidak mengumbar kedengkian.
Bagi seorang pemimpin, dia harus memastikan semua yang dipimpinya mampu mengeja kesederhanaan. Lihatlah bagaimana Umar bin Khatab saat menjadi pemimpin puncak dari sebuah negara islam yang besar. Dia menghukum gubernurnya yang bertugas di Hamash dengan menyuruhnya berpakaian seperti penggembala dan menyuruhnya menjadi penggembala domba untuk beberapa waktu karena sang gubernur tersebut membangun sebuah rumah mewah. Lalu akan berapa banyakah penggembala – penggembala domba dadakan jika sosok seperti Umar menjadi presiden di negeri ini.
Bagi seorang bawahan, kesederhanaan diperlukan untuk terus menjadi bara perjuangan meski godaan kedengkian kepada atasan senantiasa dihembuskan. Terus bekerja melakukan perbaikan – perbaikan.
Kesederhanaan kita pada akhirnya akan menjadi perekat satu sama lain. Bak sebatang pohon yang terus bertautan dari akar hingga ujung dahan dan buahnya. Sebuah pohon berasal dari biji yang satu. Kemudian dari biji itu ada yang menjalar kebawah menjadi akar. Terus mensuplai berbagai nutrisi meski tak terlihat dari mata manusia. Adapula yang menjulang keatas menjadi batang, ranting, daun dan buah. Yang menjulang keatas tampak oleh mata, di puji dan dikagumi. Tapi semua tumbuh satu sama lain dengan penuh kesederhanaan. Tidak ada kedengkian dari akar. Tidak pula ada pamer kesombongan dari yang diatasnya.
Masih ada bulan – bulan yang harus kita lalui. Bulan - bulan yang akan menguji simpul – simpul kebersamaan kita. Sebagai ummat. Sebagai sebuah bangsa. Sebagai sebuah negara. Sebagai sesama anak bangsa.
Mari kita mengeja lagi kesederhanaan. Menata ulang kebersamaan kita agar tidak terberai ditengah jalan. Agar berjalan beriringan antara pemimpin dan bawahan. Antara si kaya dan si miskin. Antara pejabat dan rakyat. Jangan biarkan hawa nafsu dan ego diri menumpulkan kepekaan. Jangan biarkan pula kedengkian dan kelemahan mematikan harapan. Kesederhanaan akan membuka jalan kejayaan dan kebesaran.